Jika
kamu diberi kesempatan oleh Tuhan untuk memilih satu impian yang akan segera
diwujudkan-Nya, kira-kira apa yang akan kamu pilih? Mempunyai pacar cantik?
Punya banyak uang? Atau mungkin mempercepat agar cita-cita kamu berhasil? Well,
apapun itu, itu adalah hak kalian untuk menentukan apa yang menurut kalian
‘pas’ untuk segera diwujudkan. Namun, berbeda jika kamu tanya kepada anak yatim
piatu tentang apa yang diinginkannya. Bukan pacar, uang, atau cita-cita, dia
hanya ingin bertemu dengan orang tuanya.
Kadang
kerinduan itu bisa sangat menyiksa. Siksaan di raga mungkin bisa diobati, tapi
kalau siksaan di batin? Aku yakin belum ada obatnya. Apalagi kalau kerinduan
itu kepada ke dua orang tua yang sudah tidak ada. Kenyataanya adalah
sebagaimanapun keras usahanya, he’ll
never meet them again in this life. Kalau udah seperti itu, bertemu
almarhum orang tua di dalam mimpi hanyalah satu-satunya penawar kerinduan
sementara buat yatim piatu.
Bunga
tidur atau mimpi itu adalah replika dari kehidupan. Ada bahagia ada sedih.
Tentunya, kalian pernah bermimpi juga kan? Jadi tak perlu aku jelaskan
bagaimana mimpi bahagia dan seperti apa mimpi sedih itu. Yang aku ingin kalian
tahu disini adalah bagaimana mimpi bahagia dan sedihnya seorang anak yatim
piatu. Dia akan merasa senang sekali ketika di dalam mimpi, mereka bertemu
dengan ayah ibunya dan bisa bersendau gurau di dalam mimpi itu. Ya… tertawa
bersama, bermain bersama, atau berkumpul bersama keluarga di rumah. Sampai-sampai,
terkadang ketika bermimpi seperti ini, mereka lupa bahwasanya ayah ibunya telah
tiada. Al hasil, jika mereka bangun mereka merasakan kegalauan yang luar biasa
karena kebahagiaan itu hanya ada di dalam mimpi. Di saat lain, mimpi bertemu
dengan orang tua juga bisa menjadi sebuah kenyataan yang menyedihkan, walau
tidak sedih-sedih amat menurut kalian. Coba kalian bayangkan, orang tua yang
sudah tidak bisa ditemui datang di dalam mimpi, tapi mereka hanya melemparkan
senyum dari jarak yang jauh. Pengen rasanya si anak yatim ini memeluk atau mungkin
sekedar mencium tangan karena kerinduan yang sudah tidak tertahan. Seperti
itulah kira-kira mimpi yang bisa menjadi penawar kerinduan anak yatim piatu
kepada kedua orang tuanya.
Untuk
kalian yang orang tuanya masih lengkap, atau belum meninggal, hikmah apa yang
kalian dapatkan dari sedikit uraian di atas? Sungguhlah kalian sangat beruntung
karena diberi kenikmatan untuk hidup bersama orang tua sampai sekarang. Kalian
masih bisa melihat beliau tersenyum dalam keadaan yang nyata, kalian masih bisa
memeluk mereka, dan yang terpenting kalian masih bisa mengabdikan diri kalian
untuk mereka. Tapi, kalau kalian untung karena masih ditemani orang tua, apa
orang tua kalian juga untung masih memiliki kalian? Sorry, kalau pertanyaannya bernada meragukan. Seorang anak yatim
pernah bilang, “Kak, sungguh beruntung orang itu karena orang tuanya masih
hidup semua. Tapi sayang, orang tuanya ga seberuntung dia karena dia menganggap
orang tuanya sebagai beban dalam hidupnya…” Semoga, kita, baik yang yatim piatu,
atau yang orang tuanya masih lengkap, bisa membaktikan diri kita kepada orang
tua kita dengan cara-cara yang positif.
I love the last statement..
BalasHapusI hope you learn something .. :D
BalasHapus