Tentang Do'a

Akhir-akhir ini ada sebuah kebiasan lama yang kali ini saya coba untuk mengintensifkannya kembali. Kebiasan lama itu adalah suka mendengar sholawatan dari beberapa pelantun-pelantun sholawat terkenal, salah satunya Hadad Alwi. Bagi saya, sholawat adalah sebuah sarana untuk mengenang dan memuji keagungan Rasul terakhir yaitu, Muhammad SAW.

Dari beberapa koleksi sholawat yang ada di netbook saya, ada sebuah do’a yang dilantunkan dengan penuh keikhlasan oleh Hadad Alwi. Do’a itu terangkum dengan judul Al-I’tirof. Buat saya pribadi, do’a ini adalah do’a yang sangat menyentuh.Tak heran setiap kali saya mendengarnya, saya merasa merinding. Mungkin kalian bisa coba untuk mendengarnya sendiri.

Saya percaya bahwa berdo’a adalah sebuah momen dimana kita benar-benar merendahkan diri kita di hadapan Tuhan yang Maha Tinggi. Mungkin, di saat kita sedang berdo’a inilah satu-satunya waktu dimana kita menganggap Allah itu berkuasa, kuat, dan mampu melakukan segalanya. Sedangkan di lain waktu kita lebih banyak sombognya karena merasa selalu bisa.


Lantunan do’a di Al-I’tirof menceritakan tentang seseorang yang merasa setiap harinya berbuat maksiat atau dosa yang kemudian memohon ampun pada Tuhan. Kerendahan diri, ketidak berdayaan diri, dan perasaan bahwa diri penuh dengan kekotoran nampak jelas di do’a ini. Sedangkan di sisi lain, Tuhan dinampakkan sebagai satu-satunya pihak yang mempunyai kekuatan, kemurahan, dan pengampunan. Hal pokok inilah yang kemudian begitu menyentuh saya.

Selanjutnya, saya telah menulis juga lirik dari Al-I’tifof di sini. Berikut adalah liriknya:

Al-I’tiroof

Ya Tuhan, aku tak layak masuk surga-Mu
Ilaahi lastu lilfirdausi ahlan
Tapi aku tak sanggup masuk nerakamu
Walaa aqwaa ‘alannaril jahiimi

Terimalah taubatku dan ampuni segala dosaku
Fahabli taubatan waqhfir dzunubi
Sesungguhnya Engkaulah pengampun dosa-dosa besar
Fa innaka ghoofiruddzambil ‘adziimi

Dosa-dosaku bagaikan butiran pasir di pantai
Dzunuubii mistlu a’daadir rimaali
Terimalah taubatku Ya Tuhan yang Maha Tinggi
Fahabli taubatan yaa dzaljalaali

Dan usiaku yang berkurang setiap hari
Wa’umrii naaqishum fiikulliyaumi
Sementara dosa-dosaku bertambah setiap hari
Wa dzambii zaa-idun kaifahtimali

Ya Tuhanku, hambamu yang sering melakukan maksiat  ini telah datang kepadamu
Ilaahi ‘abdukal ‘aashi ataaka
Yang senantiasa berbuat dosa, dan sesungguhnya telah berdo’a kepadamu
muqirron biddzunuubi waqod da’aaka

Jika Kau beri ampunan, maka itu adalah hakmu
Fa ini taghfir fa antaa lidzaaka ahlun
Dan Jika Kau tinggalkan, maka siapa lagi yang hendak kami harapkan…
Wa in tadrud fama narjuu siwaaka

Itulah tadi sekelumit tulisan tentang do’a yang terangkum dalam lantunan Al-I’tirof  yang dibawakan oleh Hadad Alwi. Saya tutup tulisan ini dengan harapan, semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi kalian, siapa saja yang membaca, dan saya sendiri pastinya. 

SHARE ON:

Hello guys, I'm Tien Tran, a freelance web designer and Wordpress nerd. Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae.

    Blogger Comment

0 comments:

Posting Komentar