Jakarta
merupakan salah satu kota yang terpadat di dunia. Saking banyaknya orang yang
berkumpul di kota ini, hampir semua jenis manusia bisa ditemui di sini. Orang alim,
setengah baik, setengah jahat, sampai begundalnya begundal ada di Jakarta. Akan
tetapi, dari fenomena yang seperti inilah kita bisa belajar banyak.
Selama
dua tahun terakhir ini saya menemukan fenomena baru, yang sebelumnya belum
pernah saya temui ketika masih tinggal di daerah (atau mungkin tidak menyadarinya).
Fenomena yang saya maksud adalah laki-laki (muslim) yang berjanggut. Saya
termasuk orang yang beruntung karena beberapa teman se-kampus dan se-organisasi
ada yang memelihara janggutnya tetap tumbuh. Kenapa beruntung? Karena saya bisa
belajar hal baru dari dia, khusunya masalah ini.
Teman
saya bilang, berjanggut adalah lambang kelaki-lakian dari seorang laki-laki di
dalam agama Islam. Kalau seorang laki-laki memilih untuk mencukur janggutnya,
itu berarti si laki-laki itu bertindak seperti perempuan, tambahnya. Ketika
teman saya bilang seperti itu, saya baru paham kenapa dia punya janggut panjang
layaknya orang yang sudah tua, meskipun usianya baru 20 tahun-an.
Selanjutnya,
dia memberi saya beberapa video untuk ditonton. Video tentang janggut,
laki-laki dan Islam pastinya. Secara singkat, video yang diberikannya itu
mengandung pesan kurang lebih sama dengan apa yang sudah disampaikan teman saya
di atas tadi. Memanjangkan janggut di dalam Islam adalah sebuah keharusan atau
fardhu. Hukumnya melebihi sunnah. Wow!
Dikarenakan
saya orangnya tidak gampang percaya, kemudian saya merenungkan kebenaran/
kekurangbenaran hal ini. Dengan kata lain, saya ingin cari pembanding agar
sumber yang saya dapat tidak dari satu sisi saja. Pertama, jika hal ini benar,
mengapa banyak guru madrasah saya dulu memilih untuk merapikan janggutnya?
Kedua, jika memanjangkan janggut adalah kewajiban, mengapa guru ngaji saya juga
tidak melakukanya? Ketiga, jika mencukur janggut dianggap me-laki-laki-kan diri,
mengapa ayah saya tidak mengajari hal ini? Lho! Apa hubungannya sama ayah saya?
Dulu, ayah saya sering juga mengajarkan kalau sebagai seorang laki-laki itu
jangan bertingkah/ berdandan layaknya seorang perempuan, kalau tidak mau
dilaknat Allah. Namun, contoh sikap yang dimaksud adalah tidak memanjangkan
rambut kepala lebih dari bahu, tidak memakai gelang, kalung, dan juga pakaian
wanita. Beliau tidak menyinggung-nyinggung masalah janggut.
Untuk
menambah kekayaan wawasan saya mengenai janggut, laki-laki, dan Islam,
datanglah saya ke Mbah Google. Jawaban mengenai hal ini terlihat mulai clear. Ternyata, perkara memelihara
janggut bagi laki-laki muslim itu sudah diperdebatkan oleh ulama sejak dulu.
Ada yang bilang hal ini cuma budaya orang Arab dulu, ada juga yang mengatakan
kalau wajib. Lebih jelasnya, mungkin pembaca bisa merujuk ke sini atau ke sini.
Jadi,
kesimpulannya, masalah memanjangkan janggut di dalam Islam masih diperdebatkan
hukumnya. Trus? Saya sarankan Anda untuk mencari tahu ilmunya dulu, jika Anda
hendak membiarkan janggut Anda tetap tumbuh. Begitu juga jika Anda ingin
berpenampilan rapi, dengan cara mencukur janggut, sebaiknya Anda tahu dasar
hukumnya juga. Sesungguhnya Saya adalah seseorang yang masih belajar, dan akan
terus belajar. Semoga tulisan ini bermanfaat dan jika ingin memberi komentar
atau masukan, dengan hati legowo, saya akan menerimanya.
Sumber gambar: m.tribunnews.com
0 comments:
Posting Komentar