Sebuah Gelas dan Sepotong Masalah

Pada suatu siang di sebuah sekolah, setelah selesai sholat dhuhur berjama’ah, semua siswa tidak langsung membubarkan diri. Seperti biasa, mereka akan mendengarkan seseorang yang akan memberikan kultum. Seseorang itu tidak lain dan tidak bukan adalah salah satu guru yang disegani di sekolah. Tidak berselang lama, guru yang ingin menyampaikan kultum-pun maju ke depan sambil memegangi sebuah gelas plastik. Saat melihat gelas itu, semua siswa mulai terheran-heran dan bertanya-tanya untuk apa gelas itu.

“Anak-anakku sekalian, kalian tahu apa yang saya pegang saat ini?”

Tentu saja semua siswa yang sudah tahu benda apa itu, langsung serempak menjawab, “Gelas plastik, guru….”

“Anak-anakku sekalian, kalian tahu berapa berat gelas plastik ini?”

Para siswa celingukan, karena mereka tidak ada yang tahu berat pasti gelas tersebut. Sambil ragu-ragu mereka menjawab, “Tidak berat guru. Enteng.”

“Bagaimana kalau gelas yang enteng ini saya pegangi sambil seperti ini?”, Sang guru mengangkat tangan dan meluruskannya ke depan, sambil memegangi gelas diujung tangan.

“Tidak akan terjadi apa-apa, Guru.”, jawab salah seorang murid.

“Kalau saya memeganginya selama satu menit?” Sang guru bertanya lagi.

“Tentu akan sedikit pegal, guru.”

“Bagaimana kalau saya memegang gelas ini selama setengah jam?” Sang guru kembali bertanya.

“Tentu akan lebih pegal dari yang sebelumnya, guru.”

“Benar, anak-anak sekalian. Apalagi jika saya terus memeganginya selama satu jam, dua jam, sehari, seminggu, dan seterusnya. Akan terasa capai, lelah, pegal-pegal. Pasti! Jadi, apa yang saya harus lakukan agar tidak merasakan itu semua?”

Seorang murid dengan berani mengacungkan jari dan menjawab, “Guru hanya perlu meletakkan gelas plastik tersebut.”

“Tepat sekali. Saya tidak perlu memegangi gelas ini lama-lama. Saya hanya perlu meletakkan gelas yang enteng ini. Anak-anakku sekalian, tahukah kalian kalau masalah-masalah dalam hidup sama dengan gelas ini. Saat saya memegangi gelas lebih lama, dan saya merasakan pegal, apakah bobot gelasnya bertambah? Tidak. Begitu juga ketika kita punya masalah dan dipendam lama-lama. Masalah hanya akan membuat hati kita lelah, meskipun bobot masalahnya tidak berubah. Mungkin kalian masih kuat jika memendam masalah tersebut selama sehari dua hari. Tapi lama kelamaan, kalian akan merasakan sendiri betapa masalah yang ada malah semakin rumit dan membuat pusing kepala. Dan akhirnya, jika sampai puncak dan kalian tidak mampu lagi membawa masalah tersebut, Duaarrrrrr….. kemarahan kalian akan meledak, dan orang-orang sekitar yang akan kena imbasnya juga.”

“Masalah akan selalu ada, anak-anakku. Tapi, tidak mungkin Allah memberi kita masalah, tanpa membekali kita dengan kemampuan untuk meng-handle masalah tersebut. Saat masalah datang menghampiri, dan kalian sadar kalian sedang mempunyai masalah, cepat-cepatlah letakkan masalah tersebut dari hati dan pikiran kalian. Bagaimana caranya? Bicarakanlah dengan orang yang bersangkutan jika memang masalahnya berkaitan dengan seorang lain. Konsultasikanlah masalah kalian dengan orang-orang yang kalian percaya bisa meredakan emosi kalian. Akan lebih baik hasilnya jika kalian melakukan hal-hal tadi. Dengan kata lain, kalian tidak membawa lama-lama masalah tersebut.”

“Baiklah, itulah kultum singkat dari saya pada siang ini. Semoga kalian paham dengan perumpamaan sederhana ini.”

SHARE ON:

Hello guys, I'm Tien Tran, a freelance web designer and Wordpress nerd. Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae.

1 comments: