Naskah Sambutan Mas Menteri dan Secercah Harapan Pendidikan di Negeri Ini
Sebuah pesan WA muncul di salah satu grup sekolah yang ada di ponselku. Pesan itu berisikan sebuah lampiran teks pidato/ sambutan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Nadiem Anwar Makarim, untuk dibacakan oleh pembina Upacara pada tanggal 25 November mendatang dalam peringatan Hari Guru Nasional (HGN) yang ke- 74. Tak disangka naskah sambutan tersebut viral sekarang ini.
Nadiem Anwar Makarim - Mendikbud RI |
Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru dilantik beberapa waktu lalu ini, membuat "geger" jagad maya karena hanya menyiapkan teks sambutan untuk HGN yang ke- 74 sebanyak 2 lembar saja. Dari sisi jumlah halaman pastinya berbeda dengan para pendahulu atau menteri lainnya yang pada peringatan hari tertentu menyiapkan naskah sambutan berlembar-lembar.
Secara pribadi sih aku setuju dengan jumlah halaman teks yang segitu, setidaknya membuat durasi upacara tidak lama π¬. Biasanya kalau ada peringatan hari tertentu kan yang bikin males *ups* pas pembacaan naskah sambutan.. /sueeene rak umom/.. hehe
Tapi setelah membaca naskah sambutan Mendikbud secara lengkap, aku harus mengatakan kalau aku sangat setuju dengan isi yang ingin disampaikan Pak Menteri. Pesan-pesan yang padat tapi penuh makna terpapar jelas dalam naskah tersebut. Sangat mudah dipahami. Selain itu, aku juga melihat jelas bahwa ada secercah harapan yang ingin dibawa oleh *Mas Menteri* dalam masa pengabdiannya ini.
INOVASI. Itu adalah kata kunci yang jadi inti dari sambutan Pak Mendikbud. Sudah saatnya Pendidikan Indonesia berubah dari old style menuju paradigma yang baru. Apa saja itu?
1. Guru jangan lagi lama-lama berkutat dengan beban administrasi (Yessss... Teriakan guru yang selama ini terbebani dengan seperangkat pembelajaran yang ujung-ujungnya hanya menuh-menuhin mejaπ )
2. Berikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di luar kelas untuk mengeksplor kemampuan mereka. Belajar jangan hanya mengejar angka saja! Siswa jangan hanya dinilai dengan sebatas angka-angka saja.
3. Menginspirasilah.. berkaryalah.. berinovasilah Bapak dan Ibu guru. Jangan menunggu perintah atau seruan. Dengan ini semoga pendidikan di negeri ini bisa membaik. Awal dan akhir proses pendidikan ada di tangan Bapak/ Ibu yang mulia karena mengemban tugas mulia.
Di akhir sambutannya Pak Mendikbud menutup dengan kalimat sekecil apapun perubahan yang dilakukan oleh guru, dan apabila semua guru melakukannya, maka kapal besar bernama Indonesia ini akan bergerak.
Mari Bapak/ Ibu guru di negeri Indonesia ini, bersama-sama kita wujudkan wajah pendidikan yang lebih baik. Bersama-sama kita resapi semangat Hari Guru Nasional dengan mottonya #GuruPenggerak. Mari bergerak karena perubahan itu ada di tangan kita. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi?
Selamat Hari Guru Nasional