Hidup dan Mati

Akhir-akhir ini aku merasa hidupku tidak akan lama lagi. Bayangan malaikat maut seakan-akan mengintai dan siap mengambil nyawa dari tubuh ini. Di satu sisi aku bahagia jika itu benar, tapi di sisi lain tidak.

Aku percaya Tuhan menyayangi makhluk yang telah dicipta-Nya. Dia penuhi segala kebutuhan makhluk yang diciptakannya itu, tidak peduli seberapa rendah seorang makhluk kadang membalas kebaikan-Nya. Itulah Tuhan! Dia akan selalu menyayangi. Ada yang bilang kalau saat Tuhan memerintahkan malaikat untuk mencabut nyawa seseorang, itu merupakan salah satu bentuk kasih sayang-Nya. Mungkin Tuhan merasa dunia, yang penuh dengan kepalsuan ini, sudah tidak pantas lagi untuk seseorang tadi. Makanya Tuhan memilih untuk mengambil nyawa makhluk-Nya dan ditempatkan di tempat yang jauh lebih baik di atas sana. Oleh karena itu, alangkah bahagianya aku jika Tuhan memanggilku.

Sementara itu, hidup juga merupakan sebuah tanggung jawab. Kadang aku berpikir kalau Tuhan sudah melahirkan kita ke dunia sepaket dengan tanggung jawab yang harus diselesaikan selama hidup. Jika  tugas itu berhasil kita selesaikan, maka Tuhan akan memanggil kita dan mengganjar apa yang sudah kita lakukan. Nah, pertanyaannya adalah apakah aku sudah menyelesaikan semua tanggung jawab yang harusnya diselesaikan dengan baik? Padahal aku merasa masih banyak yang harus aku lakukan di dunia ini. Oleh karena itu aku merasa sedih jika Tuhan berkehendak mengambilku di saat-saat ini.

Namun di atas semua itu, aku lebih mencintai mati daripada hidup. Tuhan sendiri yang bilang kalau sebenarnya hidup ini hanya senda gurau belaka. Penuh kepalsuan. Kebahagiaan tidak lama bertahan dan berganti dengan kesedihan. Cinta berganti dengan penghianatan. Kekayaan dan kemewahan hanyalah kesenangan semu. Sedangkan mati, ia adalah kepastian. Malaikat pencabut nyawa tidak pernah main-main saat bertugas mencabut nyawa. Ganjaran dan siksaan juga semua jelas setelahnya. Apalagi cinta Tuhan.

favim.com

Alangkah tenangnya orang yang telah mati dalam kebaikan. Kini mereka beristirahat untuk selama-lamanya dari kehidupan. Kehidupan yang saat ini sangat ku benci karena keangkuhannya. Maafkan aku Tuhan jika aku salah.



SHARE ON:

Hello guys, I'm Tien Tran, a freelance web designer and Wordpress nerd. Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae.

1 comments:

  1. Kadang bosan dengan masalah kadang lelah dengan hidup tapi kadang takut dengan kematian.

    BalasHapus